SUPORTER JAKMANIA TEWAS DI KROYOK SUPOTER PERSIB BANDUNG ternyata antara Bandung dan Jakarta merupakan musuh bebuyutan di arena laga sepak bola yaitu antara persija dan persib bandung. Yuliandri Agung, 17, warga Kampung Rawarokok RT 01 RW 02 Kelurahan Bojong Rawalumbu Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi Jawa Barat, meninggal akibat luka serius di bagian belakang kepalanya.
Yuliandri adalah suporter setia klub sepakbola Persija Jakarta. Sebelum menuju stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Minggu 27 Mei 2012, untuk menonton laga Persija versus Persib Bandung, Yuliandri terlebih dulu berkumpul di basecamp Jakmania di Jalan Diponegoro Tambun Kabupaten Bekasi.
Berdasarkan informasi, saat berada di bus umum bersama puluhan Jakmania pada Minggu siang, tepat di Kilometer 17 Jalan Tol Jakarta-Cikampek, tiba-tiba korban dan teman-temannya diserang kelompok yang diduga suporter
Persib Bandung.
Karena kalah jumlah, para penumpang bus yang dihadang lari kocar-kacir. Sedangkan korban tidak sempat menghindar dan terkena benda tumpul di kepalanya. Saat itu korban terlibat tawuran, kelompok penyerang ada yang menggunakan batu ataupun gear yang diikat tali.
Berdasarkan penuturan Najib, 47 tahun, orangtua Yualiandri, anaknya itu dikunjungi temannya untuk menyaksikan langsung pertandingan
Persija versus Persib di GBK.
Tapi, sore harinya, anaknya pulang ke rumah dengan kepala sudah dibungkus perban putih. "Dia pulang pukul 17.00 WIB, saya tanya kepalanya kenapa? Dijawab sama temannya karena jatuh dari motor. Katanya sudah diobati di klinik dengan 7 jahitan," ujar Najib, Senin 28 Mei 2012.
Sebenarnya Najib tidak percaya dengan pengakuan teman anaknya itu. Namun dia tidak bertanya lebih banyak dan menyuruh anaknya untuk beristirahat.
Keanehan Najib terjawab pada Senin pagi 28 Mei 2012. Ketika itu waktu menunjukkan pukul 07.00 WIB. Nurhayati, 45 tahun, ibunda korban melihat sang anak mendengkur cukup keras.
"Saya dudukkan dia, tapi ngoroknya malah makin kencang dan seperti orang sedang pingsan. Saya langsung kasih tahu suami untuk dibawa ke rumah sakit," ujar Nurhayati.
Saat tiba di RSUD Kota Bekasi, nyawa sang anak sudah tidak tertolong. Dia pun menghembuskan nafas terakhirnya akibat luka di kepalanya itu. Walau begitu, dia menyatakan, tidak akan menuntut kepada siapapun terkait kematian anaknya itu.
"Keluarga sudah pasrah, makanya menolak proses autopsi. Kami akan langsung memakamkannya," kata Nurhayati.
Sementara, Kanit Reskrim Polsek AKP Suwardi menyatakan, pihaknya tidak memproses kasus ini. Sebab, pihak keluarga tidak menempuh jalur hukum.
Kumpulan Kata Kata Terkait Terbaru Lainnya