KATA MUTIARA MATA NAJWA METRO TV berikut ini kami akan berbagi seputar
Kumpulan Kata Mutiara Bijak Mata Najwa Metro Tv yang sebelumnya kami juga telah berbagi
Kata Mutiara dari Mata Najwa
Dibawah ini adalah beberapa
Kata Kata Mutiara Bijak Dari Mata Najwa Metro TV ::
Kejahatan, pembunuhan semakin kerap terjadi di negeri ini. Dengan cara yang membuat kita geleng kepala, semakin sulit diterima dengan akal sehat. Tidak sedikit motif sepele menjadi pemicu orang untuk berbuat sadis.
Mata Najwa menghadirkan narasumber keluarga yang menjadi korban kasus pembunuhan yang di luar batas. Seperti kasus pembunuhan yang menimpa mahasiswa Ade Sara yang dihabisi oleh Ahmad Imam Al Hafitd dan Assyifa Ramadhani. Sejoli yang tengah pacaran ini, menjebak Ade, menyiksanya, dan akhirnya membunuh Ade, kemudian membuang jenazah Ade di jalan tol. Polisi mengungkapkan bahwa motif pembunuhan ini adalah perpaduan antara amarah dan cemburu. Suroto dan Elisabeth, orangtua Ade Sara berbagi cerita bagaimana mereka berdamai dengan keadaan dan tetap setia menghadiri persidangan demi persidangan kasus pembunuhan putri semata wayangnya.
Sementara itu dari Bandung, kita diingatkan kasus pembunuhan sadis Fransisca Yovie alias Sisca Yovie yang hingga kini masih menyimpan misteri. Perempuan asal Bandung ini dibunuh dengan cara dibacok kepalanya dan diseret dengan motor sampai sejauh 500 meter. Setelah itu, dia ditinggalkan begitu saja tergeletak bersimbah darah di jalan yang sepi. Sisca akhirnya meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Keluarga Sisca Yovie menduga dalam pembunuhan ini melibatkan aktor intelektual.
Lalu dari Riau, warga digemparkan dengan kasus mutilasi demi jimat yang dilakukan empat orang. Tujuh korban menjadi korban kekejian itu. Bahkan daging hasil mutilasi di jual oleh para pelaku ke warung makan.
Rentetan kasus pembunuhan sadis ini membuat kita bertanya-tanya mengapa manusia bisa kalap dalam sekejap. Dengan motif sederhana tapi dengan cara-cara penghilangan nyawa yang luar biasa kejinya. Ada apa dengan masyarakat kita?
Pemimpin daerah hadir dengan gaya dan inovasi berbeda. Melakukan pendekatan dengan rakyat, menyerap aspirasi dengan terjun langsung di tengah masyarakat. Pemimpin-pemimpin daerah itu sadar, mereka perlu mendengar, agar langkah yang diambil tak salah arah.
Mata Najwa menghadirkan tiga kepala daerah, hasil pemilihan kepala daerah langsung. Ketiganya memimpin di wilayah dengan karakteristik berlainan. Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya, misalnya. Sepak terjang Risma kerap menjadi perbincangan hingga skala nasional. Setiap hari Risma turun tangan membantu warganya yang kesulitan. Ia mengendalikan semua hal, termasuk terjun langsung memadamkan kebakaran dan mengurai kemacetan lalu lintas. Risma juga tak gentar bersimpang jalan dengan DPRD meski ia tahu konsekuensinya bisa dimakzulkan. Tak heran Tri Rismaharini menyabet penghargaan sebagai Wali Kota Terbaik Dunia.
Sementara dari Gorontalo, hadir Bupati David Bobihoe Akib. Bupati yang dua kali memenangi pilkada langsung ini mampu membuktikan bahwa cara terbaik mengambil kebijakan adalah dengan mendengar langsung keluh kesah warganya. David rajin menginap di rumah warga, dan melimpahkan semua kewenangannya ke dinas-dinas. David mengaku sekarang kewenangannya nyaris nol.
Inspirasi serupa datang dari kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Salah satu bupati termuda, Mardani H Maming, menerapkan strategi blusukan menggunakan motor trail. Dengan motor itu, Mardani bisa menembus hingga daerah-daerah terpencil dan warga pun leluasa menyampaikan permasalahan mereka.
Korupsi adalah penyakit berbahaya. Setiap kali ada yang tertangkap, seolah muncul generasi penggantinya. Mata Najwa on stage kali ini hadir di tengah ribuan mahasiswa dan civitas academica Institut Pertanian Bogor. Mengundang sejumlah narasumber lintas profesi yang terbukti telah memberi sumbangsih nyata bagi pemberantasan korupsi.
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Abraham Samad, misalnya. Secara gamblang menuturkan modus operandi koruptor yang semakin canggih, pun semakin beragam. Sedangkan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, juga secara terbuka mengisahkan pengalaman bersinggungan dengan sistem yang korup, serta godaan yang kerap kali dialami. Yang paling utama godaan itu berupa dua hal, uang, atau perempuan (seks).
Dari profesi yang lain, Mata Najwa mengundang musisi Kikan Namara dan sineas Lola Amaria. Belum lama ini Lola Amaria membuat film berjudul Negeri Tanpa telinga. Sebuah film satir komedi tentang karut marut korupsi di negeri ini. Lola juga mengaku tak gentar dengan teror yang diterima akibat pesan filmnya yang dianggap “berani”. Sedangkan musisi Kikan Namara, melalui karyanya berjudul Serukan Keadilan, berusaha menularkan semangat untuk berbuat, tidak hanya diam. Bahkan Kikan memberi kejutan berupa laporan pengaduan dugaan mark up kontrak yang pernah ia alami.
Keberhasilan Indonesia menggelar pemilihan kepala daerah secara langsung telah melahirkan sejumlah pemimpin yang berhasil membuat gebrakan. Rakyat pun merasa tak rugi telah memberikan suara dan memilih sosok yang dapat membuat perubahan berarti.
Namun langkah Demokrasi yang terus diperbaiki, kini tersendat oleh pembahasan RUU Pilkada yang mengusulkan pemilihan kepala daerah dilakukan oleh DPRD. Anggota fraksi dari koalisi merah putih di DPR yang sebelumnya tak mendukung RUU tersebut, pascapilpres kini berubah haluan. Dengan sejumlah alasan mereka mendukung pemilihan kepala daerah melalui DPRD.
Sejumlah Kepala Daerah pun bereaksi menentang RUU Pilkada. Bagi mereka suara yang langsung diberikan rakyat kepada mereka, merupakan mandat yang sesungguhnya. Sementara pemilihan langsung oleh DPRD hanya akan mengikat mereka untuk memberikan pelayanan lebih kepada partai politik dan politikus DPRD.
Mungkin hanya ini saja beberapa
Kata Mutiara Bijak Mata Najwa Metro TV Terbaru yang dapat kami share kan
Terimakasih anda telah membaca artikel yang Berjudul KATA MUTIARA MATA NAJWA METRO TV. Dengan Link https://portalberitanews.blogspot.com/2014/11/kata-mutiara-mata-najwa-metro-tv.html. Terimakasih atas perhatiannya.
Kumpulan Kata Kata Terkait Terbaru Lainnya